2.21.2013

Buku VS Film "Perahu Kertas"


Lama nggak update, kali ini saya akan mencoba menyebarluaskan pandangan saya mengenai "Perahu Kertas". Yap, buku dan film-nya akan saya coba angkat pada tulisan kali ini.

Sinopsis Perahu Kertas :
Kugy digambarkan sebagai anak yang bersahabat, ceria, berimajinasi tinggi, pecinta dan penulis dongeng, dan yang pasti memiliki perasaan yang berbeda pada Keenan sejak pertama bertemu. Begitu juga dengan Keenan yang digambarkan sebagai sosok yang pandai, bertanggungjawab, dan pandai melukis. Keduanya disatukan oleh kecintaan level tinggi terhadap seni. Berbekal impian dan harapan masing-masing, Kugy dan Keenan saling mendukung satu sama lain dalam hal menggapai impian sembari menghadapi dunia nyata. Dalam imajinasi Kugy, dia adalah seorang agen yang diutus oleh Neptunus sang Dewa Laut untuk menyampaikan keadaan dunia secara berkala melalui perahu kertas yang dihanyutkan bersama aliran air. Sedangkan di dunia nyata, Kugy adalah seorang mahasiswi sastra yang bercita-cita menjadi penulis dongeng yang disadarinya secara penuh tidak akan menjadi hal yang mudah. Sedangkan Keenan adalah seorang pelukis yang sementara meninggalkan dunianya demi mengikuti keinginan ayahnya.
Pada kenyataannya, dunia tak seindah dongeng Kugy dan lukisan tangan Keenan, karena keduanya dihadapkan pada keharusan untuk menanggalkan sejenak impiannya demi orang-orang di sekitar. Setelah lulus kuliah, Kugy pun bekerja di bidang advertising berkat bantuan kakak kandungnya. Sedangkan Keenan yang mengundurkan diri dari kuliah mengambil keputusan untuk mengasah bakatnya di Pulau Dewata bersama seorang pelukis ternama. Dipisahkan oleh jarak, hubungan keduanya pun terputus. Kugy pun menjalin hubungan dengan atasannya yang bernama Remi, sedangkan Keenan menitipkan hatinya kepada Luhde yang merupakan gadis setempat.
Disatukan kembali oleh para sahabat, Kugy dan Keenan pun bertemu. Mencoba membangun rasa yang dulu sempat hilang, Keenan pun mulai memperbaiki hubungannya dengan Kugy. Namun, keduanya kembali disadarkan oleh pasangan masing-masing yang  akhirnya mereka sadari tidak mampu mereka sakiti. Seperti impian masing-masing yang mereka relakan demi dunia nyata yang mereka hadapi.


Menurut saya, penggambaran Kugy dalam buku lebih kompleks dibandingkan dengan Kugy yang ada di film. Kugy dalam buku lebih mampu mengekspresikan semua perasaan yang ada di dalam hatinya dan lebih bergairah dalam menghadapi hari-harinya baik di awal cerita, pertengahan, dan akhir cerita. Keenan dalam buku juga lebih mampu menunjukkan kegelisahannya saat konflik dan lebih memiliki emosi dibandingkan Keenan dalam film.
Secara keseluruhan, saya pribadi merasa kecewa dengan Perahu Kertas versi film, baik pada unsur pemeran karena belum dengan sempurna “menjadi” karakter yang diperankan maupun proses dalam pembuatan film yang sepenglihatan saya dilakukan dalam keadaan terburu waktu. Dapat saya pastikan, untuk penikmat film yang sama sekali tidak membaca bukunya akan merasa bingung dengan pesan yang film tersebut coba berikan.
Terlepas dari semuanya, saya cukup puas dengan penggambaran buku pada film tersebut walaupun ekspektasi yang saya gantung mungkin terlalu tinggi sehingga tidak dapat saya pungkiri bahwa saya kecewa.


Sekian.

1 komentar: